loading...
Elektabilitas Joko Widodo sebesar 55,9% dalam survei Litbang Kompas tidak mengejutkan PDIP. Angka tersebut dinilai mencerminkan kinerja Jokowi selama ini.
"Tidak mengejutkan calon petahana melaju sendiri melampaui calon-calon lain karena memang selama ini Presiden mendominasi karya dan prestasi kerjanya di republik ini. Sementara tokoh oposisi yang diharapkan muncul dari partai-partai di luar pemerintahan tidak memainkan peran dengan baik, cenderung 'menyeruduk' menyerang pemerintah secara membabi buta tanpa argumentasi yang jelas," ujar Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira kepada wartawan, Senin (23/4/2018).
"Tidak mengejutkan calon petahana melaju sendiri melampaui calon-calon lain karena memang selama ini Presiden mendominasi karya dan prestasi kerjanya di republik ini. Sementara tokoh oposisi yang diharapkan muncul dari partai-partai di luar pemerintahan tidak memainkan peran dengan baik, cenderung 'menyeruduk' menyerang pemerintah secara membabi buta tanpa argumentasi yang jelas," ujar Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira kepada wartawan, Senin (23/4/2018).
PDIP menyebutkan tantangan yang harus dihadapi Jokowi ke depan bukan sosok capres penantang. Sebab, PDIP memandang Jokowi belum tertandingi.
"Tantangan terberat Jokowi pada masa-masa yang akan datang bukan pada capres penantang, karena harus diakui tidak ada satu tokoh nasional pun saat ini yang mempunyai kinerja, atau pernah mempunyai kinerja yang menjadi modal sosial, selain Jokowi," sebut Andreas.
PDIP menekankan Jokowi akan menghadapi musuh dalam Pilpres 2019, yaitu kampanye hitam atau black campaign. Isu politik identitas juga disebut-sebut menjadi 'serangan' kepada Jokowi.
"Lawan Jokowi pada masa yang akan datang adalah isu, rumor, atau slogan-slogan black campaign yang diarahkan pada diri Jokowi. Maraknya politik identitas dan populisme sebagai jalan pintas menyediakan panggung bagi 'kompetitor' Jokowi dalam pemilihan presiden," ulas anggota Komisi I DPR itu.
"Situasi ini yang kita hadapi dalam peta politik nasional saat ini adalah Jokowi sedang 'shadow boxing' menghadapi politik identitas dan populisme," imbuh Andreas. detik.com
loading...
Comments
Post a Comment