loading...
Calon Gubernur DKI Jakarta inkumben, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok,
tak bisa menutupi kekecewaan atas elektabilitasnya yang terus merosot
menjelang pemilihan kepala daerah pada Februari 2017. Dari hasil survei
Poltracking Indonesia terbaru, dia menempati posisi kedua dengan 22
persen, di bawah survei-survei sebelumnya yang menempatkan dia pada
posisi pertama.
Secara terus terang, Ahok mengakui bahwa itu akibat tuduhan penistaan agama menyusul pernyataannya yang menyinggung Surat Al-Maidah ayat 51 pada akhir September lalu di Kepulauan Seribu. Padahal, dari hasil survei Poltracking terbaru, tingkat kepuasan terhadap kinerja Ahok-Djarot Syaiful Hidayat tetap tertinggi dibanding dua pasangan lain.
Menurut Ahok, penurunan tajam elektabilitas terjadi karena 62 persen warga Jakarta percaya dia telah menistakan agama. "Mereka percaya saya menistakan agama," ucap Ahok di depan pendukungnya di markas pemenangannya, Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, hari ini, Rabu, 30 November 2016.
Hasil survei Poltracking Indonesia melibatkan 1.200 responden. Dari
total itu, sebanyak 27,92 persen memilih pasangan Agus Harimurti
Yudhoyono-Sylviana Murni, sebanyak 22 persen memilih pasangan
Ahok-Djarot, dan 20,42 persen memilih pasangan Anies Baswedan-Sandiaga
Uno. Sedangkan 29,66 persen responden menyatakan tidak tahu.
Adapun popularitas Ahok mencapai 94,8 persen. "Popularitas Ahok masih unggul dibanding dua pasangan lainnya," kata Direktur Eksekutif dan Riset Poltracking Indonesia Hanta Yuda A.R. di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, pada Ahad, 27 November 2016.
Survei dilakukan dalam rentang sepuluh hari pada 7-17 November 2016. Saat itu, pemberitaan di media cenderung menyudutkan Ahok. Hasil survei pun membuktikan bahwa media mempengaruhi pemilihan.
Adapun popularitas Ahok mencapai 94,8 persen. "Popularitas Ahok masih unggul dibanding dua pasangan lainnya," kata Direktur Eksekutif dan Riset Poltracking Indonesia Hanta Yuda A.R. di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, pada Ahad, 27 November 2016.
Survei dilakukan dalam rentang sepuluh hari pada 7-17 November 2016. Saat itu, pemberitaan di media cenderung menyudutkan Ahok. Hasil survei pun membuktikan bahwa media mempengaruhi pemilihan.
Ahok lantas
meyakinkan bahwa dia tidak mungkin menistakan kaum Islam. Untuk itu,
Ahok meminta masyarakat menyaksikan video secara utuh atau setidaknya
dalam durasi 6-7 menit, yang mengungkapkan pernyataannya mengenai surat
dalam Al-Quran tersebut. Ahok mengatakan jangan hanya menonton beberapa
detik seperti yang disebarkan rekaman video dari Buni Yani, tersangka
perekayasa video Ahok.
"Kalau dilihat dari video itu, kelihatan bagaimana suasana di sana. Saya
enggak ada niat jahat,” tutur Ahok. “Yang saya maksud, ada politikus
busuk yang manfaatkan agama."
Menurut Ahok, masyarakat sudah ada yang memutuskan tidak memilihnya karena masalah penistaan agama. Situasi ini persis seperti Pilkada Kabupaten Belitung Timur 2005, yang mengantar Ahok menjadi bupati pertama di sana. “Mereka tidak mau memilih pemimpin kafir. Padahal saya ini bukan calon pemimpin, tapi pelayan Bapak-bapak dan Ibu-ibu," kata Ahok berkampanye.
Menurut Ahok, masyarakat sudah ada yang memutuskan tidak memilihnya karena masalah penistaan agama. Situasi ini persis seperti Pilkada Kabupaten Belitung Timur 2005, yang mengantar Ahok menjadi bupati pertama di sana. “Mereka tidak mau memilih pemimpin kafir. Padahal saya ini bukan calon pemimpin, tapi pelayan Bapak-bapak dan Ibu-ibu," kata Ahok berkampanye.
loading...
Comments
Post a Comment