loading...
Mobil Menteri Kemaritiman Luhut Binsar
Pandjaitan hari ini digeledah oleh empat orang petugas Badan Siber dan Sandi
Nasional (BSSN). Mereka mencari alat penyadap yang dikhawatirkan diletakkan di
sana.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut
Binsar Pandjaitan mengatakan, pemeriksaan oleh Badan Siber dan Sandi Negara
(BSSN) merupakan kegiatan yang rutin dilakukan. Hal ini merupakan standar
pengamanan.
"Kan memang setiap berapa bulan ruangan
itu disterilkan, termasuk rumah, mobil," kata Luhut.
Soal sadap menyadap memang tak bisa dianggap
remeh. Berkali-kali para pejabat Indonesia kecolongan sampai disadap oleh
intelijen asing.
Dokumen Badan Keamanan Nasional Amerika
Serikat (NSA) yang dibocorkan oleh Edward Snowden mengungkap setidaknya sejak
2009, intelijen Australia sudah menyadap telepon seluler Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono bersama istrinya, Kristiani Herawati alias Ani Yudhoyono.
Bukan hanya SBY dan istrinya, Australia juga
menyadap telepon seluler kepunyaan pejabat Indonesia lainnya. Boediono (wakil
presiden, Jusuf Kalla (mantan wakil presiden), Dino Patti Djalal (juru bicara
presiden).
Lalu Andi Mallarangeng (juru bicara
presiden), Hatta Rajasa (menteri sekretaris negara), Sri Mulyani Indrawati
(menteri koordinator perekonomian), Widodo Adi Sucipto (menteri koordinator
politik dan keamanan), Sofyan Djalil. Saat itu tak ada yang bisa melacak
penyadapan misterius itu.
Pemerintah Indonesia marah besar. Presiden
SBY langsung memanggil pulang duta besar RI untuk Australia Nadjib Riphat
Kesoema. Pemerintah juga memutuskan semua kerja sama di bidang militer maupun
ekonomi saat itu.
"Kalau ada yang bilang intelijen itu
bisa lakukan apa saja, saya justru mempermasalahkan itu. Mengapa menyadap kawan
bukan lawan? Oleh karena itu saya anggap masalah ini serius, bukan dari aspek
hukum, saya kira hukum Indonesia dan hukum internasional tidak boleh menyadap
pejabat negara lain," kata Presiden SBY kala itu.
Setiap hari Kedubes Australia di Jakarta
didatangi pendemo. Semuanya mengecam aksi arogan pemerintah Australia.
Masalah makin pelik karena Perdana Menteri
Australia Tonny Abbot saat itu tak mau meminta maaf secara terbuka.
Setelah berbulan-bulan tegang, akhirnya
Presiden SBY dan PM Abbot menggelar pertemuan di Batam. Salah satu isu krusial
yang dibahas adalah soal penyadapan itu.
Perlahan hubungan Indonesia dan Australia
kembali normal usai penyadapan yang bikin geger itu.
Tak cuma SBY, Jokowi pun pernah menjadi
korban penyadapan. Saat Pilpres 2014 lalu, Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo
mengatakan pihaknya menemukan tiga alat sadap di rumah dinas Jokowi.
Jokowi sendiri mengaku sudah lama tahu
disadap. Namun dia enggan membeberkannya ke publik. Jokowi juga tak mau
mengungkap siapa yang menyadap dirinya.
Alat sadap itu diketahuinya saat menyisir
seluruh rumah dengan alat detektor. Dari pencarian itu, dia menemukan ada tiga
alat sadap. Masing-masing ditemukan di kamar tidur, ruang tamu dan ruang makan.
"Saya cerita sudah Desember yang lalu,
tapi saya bilang enggak usah lah diribut-ributin. Yang disadap dari saya juga
apa sih," kata Jokowi tahun 2014 lalu.
Jokowi mengaku hanya membicarakan masalah
sepele dengan istrinya. Sehingga, dia yakin tak ada hal-hal yang penting dari
penyadapan itu.
"Saya kalau di rumah ngomong dengan
istri ngomong yang enteng-enteng aja, ngomong-ngomong soal makanan, itu-itu
aja," ungkapnya santai. merdeka.com
loading...
Comments
Post a Comment