loading...

Video NAWACITA JOKOWI

NASDEM Deklarasi JOKOWI Presiden 2019-2024

Pesan Jokowi Untuk Relawan Projo Hadapi Tahun Politik

Dunia Akui Kinerja AHOK

PRESIDEN JOKOWI Jadi Imam Shalat PRESIDEN AFGHANISTAN

Video TUHAN TIDAK TIDUR Untuk AHOK

loading...

Polri: SARACEN Tidak Punya Rekening, Dana Mengalir ke Rekening PRIBADI Pengelola Saracen

loading...



Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan tak ada aliran dana dari pengguna jasa ke penyedia jasa ujaran kebencian Saracen. Sebab, kata Martinus, Saracen adalah sebuah akun situs web yang tak memiliki nomor rekening.

"Saracen adalah sebuah web, sebuah akun yang kemudian tidak punya rekening. Ke mana dana dikirim? Dikirim kepada nama-nama yang ada," kata Martinus di kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Jumat 15 September 2017.

Meski begitu, ia belum mau merinci soal rincian sumber aliran dana yang melibatkan sejumlah nama. Termasuk kemungkinan organisasi yang menggunakan jasa Saracen tersebut. "Ini subtansi penyidikan yang tentu bagi penyidik ini penting untuk di-keep," ujarnya.

Baca juga: SARACEN Meretas Akun Facebook APRIDA VERAWATY Link www.facebook.com/Aprida.Verawaty

Komentar Martinus menanggapi ucapan penasihat hukum Asma Dewi, Juju Purwantoro, yang membantah adanya aliran dana dari kliennya kepada kelompok bisnis yang disangka menyebarkan ujaran kebencian, Saracen. Asma Dewi sempat diduga sebagai penyokong dana kelompok ini. Kepolisian masih memeriksa keterlibatan Asma Dewi.

Sebelumnya, kepolisian meminta laporan hasil analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tentang adanya aliran dana kepada Saracen. Penyidik kini tengah memeriksa laporan tersebut untuk melihat bukti-bukti yang dimiliki Bareskrim soal aliran dana itu.

Menurut Martinus, anggapan kuasa hukum Asma Dewi tidak salah. "Karena Saracen tidak punya nomor rekening. Yang punya orang-orang yang masuk dalam kelompok Saracen," ujarnya. Penyidik, kata dia, masih terus menggali setiap informasi dari keterangan pelaku dan saksi.


tempo.com
loading...

Comments