loading...
PENYIDIK Direktorak Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri terus menelusuri motif sindikat penebar kebencian, Saracen. Motif politik menjadi salah satu yang sedang diupayakan untuk diungkap.
Hal itu disampaikan Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Fadil Imran di Jakarta, kemarin. ‘’Fokus kami tetap pada tindak pidananya,’’ ujarnya.
Baca juga :
BREAKING NEWS !!! SARACEN Dikelola dan Didanai Merah Putih PRABOWO Subianto (MPPS)
SARACEN Dipersiapkan untuk Tahun POLITIK 2019
Ternyata ASMA DEWI Simpatisan PARPOL Yang Dijanjikan Jadi CALEG Gorontalo
Bos Saracen Pernah Dilaporkan ke Polisi karena Retas Grup FB
Menurut Fadil, tersangka Asma Dewi yang diduga menjadi pengguna jasa Saracen untuk menebar kebencian terhadap kelompok tertentu merupakan simpatisan partai politik. “Dia dijanjikan menjadi caleg di daerah pemilihan Gorontalo.’’
Fadil juga mengungkapkan pihaknya masih menelusuri aliran dana Rp75 juta dari Asma Dewi. Ia menjelaskan uang itu langsung ditransfer lagi ke beberapa rekening anggota Saracen. Penyidik masih menelusuri kepentingan politik apa di balik aliran dana itu.
Baca juga : SARACEN Meretas Akun Facebook APRIDA VERAWATY Link www.facebook.com/Aprida.Verawaty
Djuju Purwanto, pengacara Asma Dewi, menampik kliennya merupakan kader salah satu partai politik. “Bukan anggota partai. Beliau ibu rumah tangga biasa yang aktif kegiatan pengajian dan sosial keagamaan,” tuturnya.
Meski begitu, Djuju menyatakan Asma Dewi sempat menjadi simpatisan pasangan Anies Baswedan dan Sandiago Uno dalam pilkada DKI Jakarta lalu. ‘’Siapa pun bisa melakukan itu dan sah-sah saja,” imbuhnya. Djuju juga mengaku tak pernah mendengar kabar kliennya akan menjadi caleg dari Gorontalo.
Baca juga : Screenshot Chatting SARACEN dan APRIDA VERAWATY 22 - 24 Januari 2017 Setelah Akun FB Aprida Verawaty Dihack
Saracen ditengarai dipersiapkan untuk menghadapi tahun politik 2019. Penyidik telah memiliki transkrip percakapan anggota kelompok itu yang intinya mereka siap main untuk Pemilu 2019.
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan kampanye hitam masih akan tetap digunakan dalam Pemilu serentak 2019 yang akan lebih banyak dilakukan melalui media sosial. “Kalau (di Pilpres 2014) Obor Rakyat dalam bentuk tabloid, besok (Pilpres 2019) di medsos. Itu justru lebih sulit lagi dikontrol dan diawasi.’’
Baca juga : Kumpulan Screenshot Postingan HATESPEECH SARACEN, WAGIMAN dll
Karena itu, Pangi menegaskan kepolisian harus mengusut tuntas siapa dalang di balik Saracen. Sekjen Partai Hanura Sarifuddin Sudding pun menekankan bahwa penyebar ujaran kebencian, fitnah, dan berita bohong seperti Saracen harus diusut tuntas.
MediaIndonesia.com
loading...
Comments
Post a Comment