loading...
Kepolisian Republik Indonesia mengaku telah mengantongi bukti percakapan kelompok penyebar ujaran kebencian, Saracen, dengan beberapa orang. Bahkan percakapan tersebut sudah mencapai proses tawar menawar harga.
Hal tersebut dikemukakan Kasubdit 1 Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Irwan Anwar dalam Indonesia Lawyers Club, tvOne, Selasa malam, 29 Agustus 2017. Bukti tersebut, dalam waktu dekat akan segera dipublikasikan.
“Kami menemukan komunikasi dengan seseorang yang menyatakan, bahwa mereka ingin mem-viral-kan akun tokoh A, B, C. Ada juga tawar menawar. Semakin tinggi grup dalam member itu, semakin mahal,” kata Irwan.
Ketua Sindikat Saracen, Jasriadi dalam kesempatan yang sama sebelumnya pun membantah, bahwa telah menerima adanya proposal untuk menyebar luaskan ujaran kebencian. Ia mengaku, ia hanya menerima jasa dari seorang calon wali kota untuk membuat sebuah website pada masa Pemilihan Kepala Daerah.
“Proposal datang dari Pekanbaru, karena saya itu penerima jasa membuat website. Proposal itu berisi untuk menaikkan nama seseorang. Tapi ini tidak ada sangkut paut dengan Saracen,” katanya.
Meski tak membantah, namun Jasriadi menegaskan, bahwa proposal tersebut tidak pernah direalisasikan. Ia pun mengaku tidak pernah menerima paket senilai Rp72 juta, karena proposal yang ditawarkan tidak pernah mencapai kata sepakat hingga saat ini.
Jasriadi pun kembali membantah bahwa ia pernah menerima pesanan serupa dari pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada masa Pilkada 2017. Ia mengaku tak mengetahui dan mengenal kedua orang tersebut selain dari media massa.
“Saya hanya kenal dari TV, dan tidak pernah berjumlah. Saya juga tidak pernah bertemu dengan Prabowo dan komunikasi dengannya,” ujarnya.
viva.co.id
loading...
Comments
Post a Comment