loading...

Video NAWACITA JOKOWI

NASDEM Deklarasi JOKOWI Presiden 2019-2024

Pesan Jokowi Untuk Relawan Projo Hadapi Tahun Politik

Dunia Akui Kinerja AHOK

PRESIDEN JOKOWI Jadi Imam Shalat PRESIDEN AFGHANISTAN

Video TUHAN TIDAK TIDUR Untuk AHOK

loading...

Bagaimana SARACEN Bisa Menggaet Ratusan Ribu Simpatisan?

loading...


Pegiat media sosial Fadlan Muzakki melihat, ada beberapa metode yang digunakan kelompok penyebar berita bohong (hoaks) Saracen dalam menggaet ratusan ribu simpatisan.
 Pertama, kelompok atau produsen hoaks semacam Saracen ini membuat akun yang menarik minat target mereka. Misalnya, kata dia, produsen hoaks membuat akun dengan nama wanita dan foto yang sensual.
Fadlan menambahkan, mereka akan meminta pertemanan kepada target-target. Awalnya, akun-akun ini tidak langsung menyebarkan hoaks melainkan tautan atau unggahan yang berbau vulgar.

"Contoh, saya mau membidik pemuda-pemuda jomblo. Saya bikin aku cewek pakai foto cewek Thailand. Link yang disebar bokep-bokep. Bulan ini dapat pertemanan 500. Bulan depan sudah 5.000," kata Fadlan dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (29/8/2017).

Fadlan mengatakan, biasanya orang-orang yang terpancing dengan permintaan akun vulgar semacam ini adalah orang-orang yang mudah terpengaruh.

"Kenapa (demikian)? (Bayangkan saja) Ada cewek cakep, pakai bikini, nge-add, langsung confirm kok. Enggak melihat latar belakangnya. Masa iya cewek cakep tiba-tiba mau nge-add langsung share yang kurang baik menurut saya," kata Fadlan.

Orang-orang seperti ini, kata dia, sangat mudah terprovokasi atau digiring opininya oleh kelompok penebar hoaks.

Kedua, metode yang dilakukan kelompok penebar hoaks adalah dengan masuk ke grup-grup yang sesuai dengan minat mereka. Misalnya, mereka masuk ke grup-grup yang anggotanya menjadi sasaran kampanye calon tertentu di Pilkada suatu daerah.

"Mereka aktif posting hal-hal yang sesuai permintaan kliennya," kata Fadlan.


Agar tidak mudah terpengaruh atau terjebak kelompok penebar hoaks, pengurus PPI Dunia ini mengatakan, netizen atau pengguna media sosial harus berani melaporkan apabila ada hal-hal yang dirasa tidak benar atau berbau SARA.

"Walaupun itu teman kita, laporkan ke Facebook, karena (yang dia sebar) itu bisa menimbulkan gesekan-gesekan yang menyebabkan perpecahan antar teman, bangsa, persaudaraan," kata Fadlan.

Dia juga menyarankan apabila menemukan teman di media sosial yang sering menyebarkan berita bohong, sangat disarankan untuk tidak dikomentari.

"Karena kalau dikomentari, mereka malah senang. Seperti Saracen ini, kalau banyak komentar, maka posting-an mereka malah akan muncul terus di beranda," imbuh Fadlan.

Selain itu, dia menyarankan agar netizen di Indonesia bisa meningkatkan literasi dalam bermedia sosial. Saat ini sudah banyak jurnal yang bisa diunduh maupun dibaca yang terpercaya secara akademik dan internasional.

Apabila ingin melawan sebuah informasi hoaks (counter narration), disarankan untuk menggunakan jurnal-jurnal ilmiah.

Sebelumnya dikabarkan, Saracen telah eksis sejak November 2015. Mereka menggunakan beberapa sarana untuk menyebarkan ujaran kebencian berkonten SARA. Media tersebut antara lain di Grup Facebook Saracen News, Saracen Cyber Team, situs Saracennews.com, dan berbagai grup lain yang menarik minat warganet untuk bergabung.

Hingga saat ini diketahui jumlah akun yang tergabung dalam jaringan Grup Saracen lebih dari 800.000 akun.


kompas.com
loading...

Comments