loading...

Video NAWACITA JOKOWI

NASDEM Deklarasi JOKOWI Presiden 2019-2024

Pesan Jokowi Untuk Relawan Projo Hadapi Tahun Politik

Dunia Akui Kinerja AHOK

PRESIDEN JOKOWI Jadi Imam Shalat PRESIDEN AFGHANISTAN

Video TUHAN TIDAK TIDUR Untuk AHOK

loading...

Saat AHOK Coba Ingatkan Diri Lewat Puisi GUS MUS

loading...

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok rupanya memaknai lebih karya sastra puisi. Ahok meyakini setiap puisi yang dilahirkan oleh para seniman memilih roh yang coba disampaikan lewat rentetan kata-kata itu.

Di atas sebuah panggung berukuran kurang lebih 10 meter x 5 meter, Ahok membacakan sebuah puisi karya Mustofa Bisri atau yang lebih dikenal Gus Mus. 'Negeriku' menjadi judul puisi yang dipilih Ahok untuk ditampilkan di depan puluhan orang.

"Negeriku... Mana ada negeri sesubur negeriku. Sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tehu dan jagung tapi juga pabrik, tempat rekreasi dan gedung," ucap Ahok yang diiringi petikan akustik gitar.

Ahok terus membacakan puisi itu dengan seksama dan coba menyampaikan apa yang dia sebut sebagai roh tadi. Ketika ditanya apa makna dari pemilihan puisi itu, Ahok menjawab dengan serius. Dia mengaku mengagumi sosok Gus Mus.



"Aku cari, aku suka. Gus Mus ini kritik sosial. Kalau lagu itu kayak Iwan Fals. Aku suka, tapi kalau Gus Mus bacanya lebih bagus lagi, tapi aku nggak bisa niru," kata Ahok usai mempersembahkan penampilan itu di Soehanna Hall, SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu (14/1/2017) malam. 

Ahok mempersembahkan penampilannya itu di depan puluhan pekerja seni yang tergabung dalam masyarakat kreatif, digital, dan perfilman. Acara itu dikemas dalam talkshow yang juga dihadiri oleh 2 cagub lainnya.

Ahok memilih menampilkan pembacaan puisi itu usai dirinya melakukan pemaparan dan bincang-bincang bersama peserta talkshow. Lalu, apa makna puisi itu bagi Ahok?

"Kalau puisi itu kan harus kita bicara buat kita. Kalau kita nggak bicara buat kita itu puisi cuma bacaan. Nggak ada rohnya, puisi itu ada rohnya kalau dilakukan dengan hati, jadi yang dengar juga rasakan," ungkap Ahok. 


loading...

Comments