loading...
Kebutuhan listrik di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kini dapat
dipenuhi dengan terkoneksinya Kapal Terapung Pembangkit Listrik (Marine
Vessel Power Plant/MVPP ) berdaya 60 Mega Watt (MW) dengan infrastruktur
jaringan Kupang yang ada di darat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang berada di NTT menyempatkan diri meninjau kegiatan operasional kapal listrik itu. Presiden menyambangi tempat kapal listrik itu berlabuh di Pelabuhan Laut Bolok, Kupang Barat, Rabu petang (28/12/2016).
"Sesuai yang saya sampaikan yang lalu di 2015 dan sekarang sudah datang dan tersambung. Akhirnya suplai saat ini untuk di NTT sudah cukup dan lebih 6 persen," kata Jokowi, dalam keterangan tertulis, Rabu (28/12/2016).
Kapal berdaya 60 MW ini dapat menyuplai kebutuhan listrik untuk sekitar 230 ribu pelanggan rumah tangga.
"Artinya siapapun yang minta sekarang bisa diberikan sambil juga kita membangun PLTU. Nggak usah ada kekhawatiran kekurangan listrik lagi," ujar Jokowi.
Terkait pemenuhan kebutuhan listrik di pelosok-pelosok NTT, Presiden Jokowi mengatakan sesuai dengan yang disampaikan oleh Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basir, sekitar 1.200 desa akan dialiri listrik pada akhir 2018.
"Untuk yang desa-desa, tadi Pak Dirut (PLN) sudah menyampaikan bahwa
1.200 desa akan diselesaikan akhir 2018. Janjinya Pak Dirut, nanti saya
mengikuti (perkembangannya)," tutur Jokowi.
Dengan terpenuhinya kebutuhan listrik di NTT, Jokowi berharap para investor tidak ragu lagi untuk menanamkan modalnya di NTT.
Dengan terpenuhinya kebutuhan listrik di NTT, Jokowi berharap para investor tidak ragu lagi untuk menanamkan modalnya di NTT.
Cocok untuk Indonesia
Terhitung seminggu sejak tiba di Kupang pada Jumat (16/12/2016), MVPP Bolok 60 MW kini telah berhasil masuk sistem kelistrikan Kupang. Untuk tahap awal ini tambahan daya yang dihasilkan yakni sebesar 20 MW. Jumlah ini akan terus meningkat dan ditargetkan akan beroperasi maksimal pada akhir bulan depan.
MVPP Bolok adalah Pembangkit Listrik terapung kedua yang telah disewa
oleh PLN dan dikontrak selama lima tahun. Dengan kekuatan 60 MW artinya
dapat memenuhi sekitar 230 ribu pelanggan baru. Hal ini penting
mengingat pertumbuhan listrik di Wilayah Timor saat ini sebesar 12
persen.
Selain itu, dengan adanya MVPP Bolok 60 MW, PLN berhasil menghemat Rp 70 miliar per tahun. Adapun saat inu daya mampu untuk sistem Wilayah Timor yakni sebesar 75 MW dengan beban puncak mencapai 70 MW.
"Keberadaan MVPP Bolok 60 MW penting sebagai jembatan atau solusi untuk memenuhi kebutuhan sistem Timor. Secara pararel PLN juga tengah membangun sejumlah pembangkit seperti PLTU Timor 2 x 50 MW dan PLTMG 2 x 20 MW yang ditargetkan akan masuk sistem pada akhir 2018," ujar Sofyan Basir.
Selain itu, dengan adanya MVPP Bolok 60 MW, PLN berhasil menghemat Rp 70 miliar per tahun. Adapun saat inu daya mampu untuk sistem Wilayah Timor yakni sebesar 75 MW dengan beban puncak mencapai 70 MW.
"Keberadaan MVPP Bolok 60 MW penting sebagai jembatan atau solusi untuk memenuhi kebutuhan sistem Timor. Secara pararel PLN juga tengah membangun sejumlah pembangkit seperti PLTU Timor 2 x 50 MW dan PLTMG 2 x 20 MW yang ditargetkan akan masuk sistem pada akhir 2018," ujar Sofyan Basir.
Baca: Hhhmm... Benarkah ? MUHAIMIN: JOKOWI tak Bisa Jadi PRESIDEN Jika tak Ada PKB sebagai PENGUSUNG !
Sofyan menambahkan bahwa pembangkit listrik terapung dianggap tepat mengingat Indonesia negara kepulauan dengan 17.000 pulau, maka pembangkit listrik di atas kapal yang dapat berpindah tempat dari satu pulau ke pulau lain paling cocok dengan Indonesia.
Sofyan menambahkan bahwa pembangkit listrik terapung dianggap tepat mengingat Indonesia negara kepulauan dengan 17.000 pulau, maka pembangkit listrik di atas kapal yang dapat berpindah tempat dari satu pulau ke pulau lain paling cocok dengan Indonesia.
loading...
Comments
Post a Comment