loading...
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengingatkan semua masyarakat untuk meneguhkan dan mengimplementasikan keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam segala aspek kehidupan, utamanya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Ini sangat penting, di tengah situasi kebangsaan kita yang dinamis," kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Ia pun mengingatkan, agar seluruh masyarakat sadar, bahwa Indonesia adalah negara yang majemuk dan beragam. Sebab, ada ratusan lebih suku di Tanah Air dan ribuan bahasa daerah yang berbeda-beda.
Baca: Sudding: Hanura Tetap Dukung Ahok Cagub DKI Jakarta
"Kalau saudara tidak pergi ke ujung barat Indonesia Sabang, dan ujung timur di Merauke, mungkin tidak akan merasakan itu. Tapi saya yang tiap minggu, paling minim tiga hari ke daerah merasakan betul, bagaimana negara Indonesia ini memang betul-betul berbeda, betul-betul sangat majemuk," ungkap Jokowi.
Karena itu, ia menegaskan, tidak ada negara lain di dunia yang tingkat kemajemukannya seperti Indonesia. Harusnya, hal itu bisa menjadi contoh bagi negara besar lainnya di dunia.
"Ada yang satu suku saja berantem, berantem tak ada habisnya, lah kita ini ratusan suku. Satu provinsi saja misal ke Sumatera Utara, ke Nias, salamnya beda dengan yang ada di tengah, timur, utara. Itu baru satu provinsi. Nah, kita ada 34 provinsi, dengan 516 kabupaten/kota yang berbeda-beda," kata dia.
Jokowi menambahkan, cara lainnya untuk meneladi sikap dan perilaku nabi Muhammad SAW adalah dengan mengikuti perkataan para ulama dan kiai.
Baca: Blusukan ke Jatinegara, Ahok Disambut Barongsai
"Karena ulama dan kiai adalah pewaris rasul. Jadi, kewajiban kita untuk junjung tinggi dan mengikuti dawuh para ulama dan kiai. Seperti pada praktik kebangsaan, para kiai selalu menuntut kita untuk cinta Tanah Air adalah sebagian dari iman. Cinta Tanah Air juga menunjukkan bahwa Islam adalah rahmatan lil’alamin," ujar Jokowi.
Hadir, dalam kegiatan bertema "Indonesia dari Mata Batin Kiai" tersebut, antara lain Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), sekaligus mantan Ketua GP Anshor Nusron Wahid, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Juri Ardiantoro, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Oesman Sapta, Menteri Sektretaris Negara Pratikno, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Mochamad Iriawan.
Viva.co.id
loading...
Comments
Post a Comment