loading...

Video NAWACITA JOKOWI

NASDEM Deklarasi JOKOWI Presiden 2019-2024

Pesan Jokowi Untuk Relawan Projo Hadapi Tahun Politik

Dunia Akui Kinerja AHOK

PRESIDEN JOKOWI Jadi Imam Shalat PRESIDEN AFGHANISTAN

Video TUHAN TIDAK TIDUR Untuk AHOK

loading...

Pilkada DKI: Antara Menyukai dan Memilih Calon

loading...

Dua bulan setelah insiden dugaan penistaan agama terkait surat Al-Maidah, pemilih di DKI Jakarta kembali mementingkan kinerja calon gubernur mereka, menurut laporan terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI). 
 
Survei pada Desember 2016 menunjukkan likeability (tingkat disukai) calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Poernama alias Ahok lebih rendah dibandingkan Agus Harimurti Yudhoyono dan Anies Baswedan. Kendati demikian, ia memimpin dalam hal elektabilitas.

Baik tingkat disukai maupun elektabilitas Ahok merangkak naik sejak bulan sebelumnya. 

Peningkatan itu, menurut Direktur Eksekutif LSI, Kuskridho Ambardi, dipengaruhi pandangan warga DKI terhadap kinerja Ahok sebagai gubernur serta pemahaman akan janji kampanye Agus dan Anies.

Baca: "Sebelum Ahok Tersangka, Warga yang Datang 200-an, Sekarang Jadi 800-an"

"Kan ada beberapa kemungkinan bahwa misalnya, petahana ini setelah kasus Al-Maidah akan habis. Tetapi rupanya data kita ini menunjukkan belum dan kelihatannya ada rebound (melambung kembali) di sana," kata Kuskridho. 

"Loh rupanya sebagian dari publik pemilih itu sudah mulai melihat lagi bahwa kinerja itu penting diperhatikan."

Dodi menjelaskan bahwa tingkat kedisukaan dijabarkan dengan sejumlah kualitas personal. Menurut persepsi responden, kejujuran dan bersih dari korupsi menjadi syarat paling penting sebagai gubernur; diikuti kualitas mampu memimpin DKI dan perhatian pada rakyat.

Mungkin seperti sudah diduga, Ahok mendapatkan nilai terendah pada kualitas ramah/santun. Akan tetapi ia unggul dalam citra pintar/berwawasan luas, perhatian pada rakyat, jujur/bersih dari korupsi, tegas berwibawa, dan mampu memimpin DKI lebih baik.
Sedangkan citra penampilan menarik Agus melampaui dua calon lainnya. Dan Anies unggul dalam citra ramah/santun.

Baca: WOW AMAZING !!! 27.000 Personel Polri dan TNI Siap Kawal Demo 2 Desember ... !!!

Dampak Al-Maidah?
Dua bulan setelah meletusnya insiden dugaan penistaan agama terkait ucapan Ahok tentang surat Al-Maidah di Kepulauan Seribu, mayoritas warga DKI masih menganggap ucapan Ahok menista agama.

Namun jumlah itu sedikit menurun dari 62% ke 54% dari bulan November ke Desember, kata Dodi. Penurunan itu dibarengi peningkatan jumlah warga yang telah menonton rekaman video Ahok, dari 44% ke 61%.

"Rekaman asli ini tampaknya membantu warga memahami duduk perkaranya," kata Dodi.

Semakin banyak pula publik yang mendengar permintaan maaf Ahok dan menganggapnya tulus. Semua ini, menurut Dodi, berdampak terhadap dukungan terhadap Ahok dan meningkatnya elektabilitas Ahok dibanding bulan lalu.

Baca: Jangan Sirik yaa... SPECIAL !!! Menu Makan Siang Jokowi Dibawakan Bu Mega

Unggul karena petahana

Ketika ditanyai: "Seandainya pemilihan langsung Gubernur dan Wakil Gubernur DKI dilaksanakan sekarang, siapa yang akan bapak/ibu pilih di antara tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur berikut:..." maka sebanyak 31,8% responden menyatakan memilih pasangan Basuki Tjahaja Poernama-Djarot Syaiful Hidayat.

Sebanyak 26,5% memberikan suara untuk Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, sedangkan 23,9% memilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno; 17,7% tidak memberikan jawaban.

Dengan menanyakan alasan memilih nama-nama tersebut, survei menemukan bahwa Agus-Sylvi dipilih terutama karena dinilai tegas/berwibawa. Sedangkan Anies Baswedan dpilih karena dinilai pintar/berpendidikan. Sementara Ahok-Djarot dinilai sudah ada bukti hasil kerjanya. 

Dalam hal kinerja, Dodi mengakui Ahok boleh jadi unggul karena merupakan petahana.

Baca: Yahudi Minta Trump Tidak Data Muslim, Atau Ini yang Terjadi

"Di negara-negara manapun, petahana punya keuntungan. Ini bukan khas Jakarta, bukan khas Indonesia," kata Dodi.

Survei menunjukkan kepuasan terhadap kinerja Ahok sebagai gubernur mengalami peningkatan dibanding temuan pada bulan sebelumnya; sementara jumlah warga yang menyatakan 'tidak tahu' terhadap janji kampanye Agus-Sylvi dan Anies-Sandi secara umum cukup banyak, di atas 50%.

Menanggapi temuan itu, jubir tim pemenangan Agus-Sylvi, Imelda Sari mengatakan pihaknya akan semakin getol turun ke lapangan untuk sosialisasi program dalam dua bulan ke depan.

"(Alat peraga kampanye) banner dan segala macamnya itu kan sama KPUD baru dibagikan pada bulan Desember ini. Kita kan enggak boleh mencetak sembarangan... Jadi beda dengan gubernur petahana yang sudah punya program sebelumnya," ujarnya.

Menjelang waktu pemungutan suara pada Februari 2017, survei menunjukkan basis pendukung semakin kuat; dengan kebanyakan pendukung lebih kecil kemungkinan mengubah pilihan mereka. Sebanyak 17% pemilih saat ini masih besar kemungkinan mengubah pilihan mereka, jumlahnya berkurang dari 24% pada November.


Bbc.com
loading...

Comments