loading...
Presiden Jokowi (Jokowi) hadir di acara Haul ke-7 Presiden ke-4 RI
Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Dalam pidatonya, dia bercerita soal peci
milik Gus Dur yang diberikan kepadanya.
Jokowi hadir di kediaman Gus Dur di Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (23/12/2016) malam. Dalam kesempatan itu, dia turut menyampaikan pidato sambutan.
Jokowi bercerita, semula dia ingin memakai peci Gus Dur pemberian Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid pada 2013 di Wahid Institute. Namun sayang, peci itu tidak ada di Jakarta.
"Ternyata pecinya ketinggalan di Solo, jadi nggak pakai. Tahun depan saja kalau ke sini lagi dipakai," kata Jokowi mengisahkan lagi lewat akun Facebook-nya seperti dilihat detikcom, Sabtu (24/12/2016).
Di acara itu, Jokowi mengatakan peci Gus Dur itu begitu spesial buat
dirinya. Lewat peci itu, dia mengenang banyak keteladanan dari sosok Gus
Dur.
"Pada haul ke-7 tahun wafatnya Gus Dur, pemberian peci itu menjadi pengingat-ingat buat saya, menjadi pengingat-ingat buat kita semuanya untuk selalu berusaha meneladani Gus Dur. Meneladani ketulusan beliau yang menjaga silaturahim melampaui sekat-sekat primordial yang ada," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, banyak hal yang bisa diteladani dari Gus Dur. Mulai dari kesederhanaan, kesukarelaan melayani masyarakat, hingga kerelaan berkorban untuk bangsa. Gus Dur konsisten melakoni itu hingga akhir hayatnya.
"Sikap hidup dan perjuangan Gus Dur itu sejalan dengan misi utama kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang menuntun manusia menuju akhlak mulia dan menebar rahmat bagi seluruh alam," kata Jokowi.
"Pada haul ke-7 tahun wafatnya Gus Dur, pemberian peci itu menjadi pengingat-ingat buat saya, menjadi pengingat-ingat buat kita semuanya untuk selalu berusaha meneladani Gus Dur. Meneladani ketulusan beliau yang menjaga silaturahim melampaui sekat-sekat primordial yang ada," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, banyak hal yang bisa diteladani dari Gus Dur. Mulai dari kesederhanaan, kesukarelaan melayani masyarakat, hingga kerelaan berkorban untuk bangsa. Gus Dur konsisten melakoni itu hingga akhir hayatnya.
"Sikap hidup dan perjuangan Gus Dur itu sejalan dengan misi utama kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang menuntun manusia menuju akhlak mulia dan menebar rahmat bagi seluruh alam," kata Jokowi.
Lanjut Jokowi, selama hidupnya, Gus Dur selalu mengingatkan kita bahwa
Indonesia milik kita bersama. Indonesia bukan milik golongan atau
perseorangan, karena itu harus dikelola dengan aturan konstitusi, bukan
yang lain.
"Saya percaya Gus Dur pasti gemes, geregetan kalau melihat ada kelompok, sekelompok atau orang-orang yang meremehkan konstitusi, yang mengabaikan kemajemukan kita yang memaksakan kehendak dengan aksi-aksi kekerasan, radikalisme, terorisme," ujar Jokowi.
Ucapannya itu pun disambut tepuk tangan riuh ribuan santri, tokoh lintas agama, dan para pejabat negara serta tokoh-tokoh yang hadir. Hadir dalam acara ini calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Anies Rasyid Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Hadir juga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil, dan para pejabat serta tokoh-tokoh lainnya.
"Saya percaya Gus Dur pasti gemes, geregetan kalau melihat ada kelompok, sekelompok atau orang-orang yang meremehkan konstitusi, yang mengabaikan kemajemukan kita yang memaksakan kehendak dengan aksi-aksi kekerasan, radikalisme, terorisme," ujar Jokowi.
Ucapannya itu pun disambut tepuk tangan riuh ribuan santri, tokoh lintas agama, dan para pejabat negara serta tokoh-tokoh yang hadir. Hadir dalam acara ini calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Anies Rasyid Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Hadir juga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil, dan para pejabat serta tokoh-tokoh lainnya.
Jokowi menambahkan, dirinya miris melihat situasi dan kondisi bangsa akhir-akhir ini, baik di dunia nyata maupun media sosial (medsos). Terlalu banyak pertikaian, ujaran kebencian, dan hal-hal negatif lainnya. Energi yang seharusnya dipakai untuk membangun bangsa habis percuma. Dia berharap hal tersebut segera dihentikan.
"Kalau masih ada Gus Dur, pasti kita diledek 'kayak anak TK' saja," ujar Jokowi.
loading...
Comments
Post a Comment