loading...
Keluarga Djojodigdo memberikan sumbangan dana kampanye kepada calon
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, dalam pertemuan
silaturahmi keluarga besar keturunan Patih Djojodigdo, di Waroeng Solo,
Jakarta Selatan, Sabtu, 3 Desember 2016.
"Dari keluarga Djojodigdo, termasuk teman-teman, terkumpul Rp 45 juta dalam dua hari," kata Chico Hakim, anggota keluarga Djojodigdo, kepada Djarot.
Chico menuturkan, dia dan keluarganya meyakini Djarot dan calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, merupakan sosok yang bersih dari korupsi. Karena itu, dia pun berinisiatif mendukung kampanye pasangan calon inkumben itu secara material maupun doa.
Djarot menyampaikan terima kasih kepada Chico. Dia menjelaskan bahwa
pola sumbangan dana kampanye baru pertama kali terjadi sebagai bentuk
gotong-royong dari masyarakat.
Menurut Djarot, hal ini perlu diwujudkan di Jakarta untuk mendukung seorang pemimpin sekaligus jongos (pelayan) masyarakat yang jujur dan bekerja dengan baik.
Djarot juga menuturkan, pola tersebut bertujuan untuk menghilangkan kesan bahwa mengikuti pemilihan kepala daerah itu membutuhkan biaya besar sampai puluhan miliar rupiah.
"Itu enggak benar. Kami tunjukkan Basuki-Djarot bisa bersama-sama rakyat Jakarta. Terima kasih," ucapnya.
Keluarga Djojodigdo merupakan keturunan dari Patih Djojodigdo, seorang tokoh terkenal di Blitar. Djojodigdo dianggap memiliki kesaktian dan dikenal sebagai sosok legendaris. Djarot mengaku akrab dengan keluarga tersebut lantaran pernah menjadi Wali Kota Blitar selama sepuluh tahun atau dua periode. Kedekatannya bermula akan rasa penasaran mengenai mitos-mitos yang berkembang mengenai Djojodigdo.
Djarot menceritakan ihwal kedekatannya dengan keluarga Djodigdo karena
didorong rasa penasaran, tentang sejarah kehidupan Patih Djojodigdo di
Blitar, Jawa Timur. Menurut dia, ada satu cerita yang berkembang
mengenai sosok Djojodigdo yang dianggap memiliki kesaktian. Sehingga
makamnya pun dibuat menggantung dan tidak menyentuh tanah. "Info yang
saya terima bahwa Patih Djojodigdo ini tidak bisa dimakamkan di bawah
karena akan hidup kembali, makanya makamnya di atas," katanya.
Sosok Patih Djojodigdo, Djarot berujar, merupakan sosok yang sangat
legendaris di Blitar lantaran membantu seorang Bupati Blitar saat itu,
yang memiliki sebuah cemeti atau pecut Samandiman, dalam menghalau lahar
di daerah Blitar. Sebabnya, Blitar dikenal sebagai daerah rawan gempa
dan gunung meletus.
Karena rasa penasarannya, Djarot pun memutuskan untuk mendatangi pesanggrahan Djojodigdan dan mengunjungi makam Djojodigdo. Menurut Djarot, mitos itu pun tidak terbukti.
Makamnya sama seperti orang pada umumnya. Hanya, kata dia, terdapat cungkup pada makamnya seperti maesan.
Tapi, lanjut Djarot, ada banyak hal yang bisa diceritakan kepada generasi mendatang melalui mitos-mitos tentang Djojodigdo.
Pesanggrahan Djojodigda yang luas pun, kata dia, bisa menjadi obyek wisata. Sehingga, keluarga besar keturunannya perlu diberi semangat untuk berbagi dan menjawab tantangan ke depan.
Djarot menuturkan, banyak keturunan Djojodigdo merupakan orang-orang hebat dan menjadi pemimpin. Bahkan, salah satu tokoh pejuang perempuan, RA Kartini, merupakan menantunya. Kartini menikah dengan putra Djojodigdo, yakni Raden Adipati Joyodiningrat yang pernah menjabat sebagai Bupati Rembang.
"Patih Djojodigdo telah menuliskan sejarah yang sangat indah dan melahirkan keturunan luar biasa," tuturnya.
Karena rasa penasarannya, Djarot pun memutuskan untuk mendatangi pesanggrahan Djojodigdan dan mengunjungi makam Djojodigdo. Menurut Djarot, mitos itu pun tidak terbukti.
Makamnya sama seperti orang pada umumnya. Hanya, kata dia, terdapat cungkup pada makamnya seperti maesan.
Tapi, lanjut Djarot, ada banyak hal yang bisa diceritakan kepada generasi mendatang melalui mitos-mitos tentang Djojodigdo.
Pesanggrahan Djojodigda yang luas pun, kata dia, bisa menjadi obyek wisata. Sehingga, keluarga besar keturunannya perlu diberi semangat untuk berbagi dan menjawab tantangan ke depan.
Djarot menuturkan, banyak keturunan Djojodigdo merupakan orang-orang hebat dan menjadi pemimpin. Bahkan, salah satu tokoh pejuang perempuan, RA Kartini, merupakan menantunya. Kartini menikah dengan putra Djojodigdo, yakni Raden Adipati Joyodiningrat yang pernah menjabat sebagai Bupati Rembang.
"Patih Djojodigdo telah menuliskan sejarah yang sangat indah dan melahirkan keturunan luar biasa," tuturnya.
loading...
Comments
Post a Comment