loading...
Pujian Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund atau IMF)
terhadap kondisi perekonomian Indonesia tidak membuat Presiden Joko
Widodo berbangga hati. Meski IMF mengatakan kondisi ekonomi Indonesia
baik secara moneter, fiskal, maupun struktur, Presiden Joko Widodo
memilih untuk tetap waspada akan pengaruh perekonomian global ke
Indonesia.
"Artikel IMF saya kira sebuah informasi yang baik, tapi kita nggak usah senang dahulu dengan hal seperti itu," ujar Presiden Joko Widodo dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa, 6 Desember 2016.
Dalam IMF Article IV Mission to Indonesia yang rilis pekan lalu, IMF menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia akan dalam kondisi stabil dan siap menghadapi ketidakpastian ekonomi global dalam jangka menengah. Hal itu dikarenakan paket kebijakan ekonomi yang membawa sejumlah reformasi birokrasi, pertumbuhan ekonomi yang positif, serta inflasi yang relatif rendah.
Sebagai gambaran, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal
ketiga mencapai 5,02 persen atau turun dari kuartal sebelumnya yaitu
5,19 persen. Sementara itu, angka inflasi per Oktober mencapai 3,31
percent dengan nilai rata-rata 3,58 percent dari Januari-Oktober di mana
lebih rendah dari prediksi awal yaitu 4 persen.
Presiden Joko Widodo menjelaskan telah meminta pemerintah dan ekonom tetap waspada karena pengaruh perekonomian global ke Indonesia masih sulit ditebak. Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan, ujar Presiden Joko Widodo, mulai dari melemahnya ekonomi di Cina hingga kebijakan ekonomi di Amerika Serikat.
Baca: WOW !!! Ibu-Ibu di Pejaten Jakarta Selatan Rebutan Ahok Gendong...
"Risiko ekonomi memang sebagian besar dari eksternal, ketidakpastian kebijakan ekonomi di Amerika, baik juga yang berkaitan dengan ketidakpastian suku bunga The Fed," ujar Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo menambahkan, pemerintah dan ekonomi jangan hanya sekedar waspada tetapi juga bertindak atas kondisi ini dengan rasa optimisime. Misalnya, dengan terus berupaya mencari cara untuk mencapai target nilai investasi tahun depan yaitu Rp 670 triliun.
Setiap bertemu dengan kepala negara, kata Jokowi, keluhannya mirip yaitu melemahnya pertumbuhan dan sulitnya mencari investasi (uang masuk). “Makanya, kita tarik investasi sebesar-besarnya. Kalau ada target, dengan jurus apapun akan dikejar," ujarnya.
Tempo.co
loading...
Comments
Post a Comment