loading...
Polda Metro Jaya menyiapkan rencana pengamanan demonstrasi massa ormas
pada 2 Desember nanti. Kekuatan personel yang lebih besar disiapkan
dalam aksi lanjutan ini.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan mengatakan, personel yang dilibatkan untuk pengamanan demo tidak hanya mengawal jalannya aksi, tapi juga akan ditempatkan di beberapa titik yang dinilai rawan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
"(Jumlah pengamanan) hampir sama (dengan demo 4 November), mungkin ada tambahan 5 ribu untuk jaga sentra ekonomi dan perkantoran, maupun tempat lainnya, jumlahnya 27 ribuan, kemarin 21 ribu sekian," kata Irjen Iriawan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (21/11/2016).
Dalam jumpa pers ini, Iriawan didampingi oleh Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmaratitim) Laksamana Muda TNI Darwanto, Panglima Komando Operasi Angkatan Udara 1 Marsekal Muda TNI Yuyu Sutisna, dan Panglima Koarmabar Laksamana Muda TNI Aan Kurnia.
Pengamanan aksi juga akan dibantu oleh personel TNI. Iriawan mengatakan, pelibatan unsur TNI dalam aksi ini dilakukan mengingat jumlah massa yang akan turun diperkirakan cukup besar dibandung 4 November lalu.
"Kemarin kan kita tahu bahwa polisi sudah memprediksi bahwa demo tanggal 4 November kemarin itu massa akan besar. Kami tentu minta bantuan TNI, jadi tentunya Polri akan diback-up maksimal oleh TNI dari unsur TNI AD, AU dan AL juga untuk mengantsipasi demo nanti," paparnya.
Iriawan menyampaikan, selain menyiapkan kekuatan, pihaknya juga telah melakukan pemetaan cara-cara bertindak yang akan diambil oleh aparat Polri-TNI dalam upaya penanganan unjuk rasa.
"Cara bertindaknya tidak akan sampaikan di sini. Itu langkah kami yang mungkin publik tidak banyak tahu," imbuh Iriawan.
Namun, Iriawan menegaskan, pihaknya juga memiliki strategi khusus untuk mengamankan aksi demo apabila upaya preventif dan preemtif tidak berjalan.
"Pasti ada strategi khusus," tuturnya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebelumnya menegaskan aksi 2 Desember diduga punya tujuan terselubung. Aksi ini diduga Polri disusupi upaya menjatuhkan pemerintah.
"Ada agenda-agenda gelap terkait yang lain dalam rangka untuk menjatuhkan pemerintah," kata Tito kepada wartawan.
Menurut Tito, aksi damai yang diawali salat Jumat harusnya digelar di masjid-masjid. Jangan sampai menutup jalan protokol yang akan merugikan banyak masyarakat. Aksi damai 2 Desember digagas Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI dengan aksi di sepanjang Jl Jenderal Sudirman-Jl MH Thamrin.
"Kalau mau salat Jumat di Istiqlal, Monas, Lapangan Banteng monggo. Tapi kalau di jalan raya yang menutup di jalan vital, strategis Jakarta, tidak bisa," ujarnya
loading...
Comments
Post a Comment