loading...

Video NAWACITA JOKOWI

NASDEM Deklarasi JOKOWI Presiden 2019-2024

Pesan Jokowi Untuk Relawan Projo Hadapi Tahun Politik

Dunia Akui Kinerja AHOK

PRESIDEN JOKOWI Jadi Imam Shalat PRESIDEN AFGHANISTAN

Video TUHAN TIDAK TIDUR Untuk AHOK

loading...

Suara Geram SBY buat Siapa?

loading...

Berulang kali, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyeka keringatnya saat berada di podium. Presiden ke-6 Republik Indonesia itu gusar dan merasa diterpa badai politik kencang jelang demonstrasi 4 November besok.

Mengenakan kemeja biru dipadu rompi warna senada, ayah calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono itu membatalkan niat awal untuk berbicara di Wisma Proklamasi. Menurut Ketua Umum Partai Demokrat itu, lokasi itu tak sesuai karena telah menjadi tempat pemenangan misi politik pasangan Agus-Silvy.

"Saya sengaja memisahkan forum ini dengan forum pemenangan itu agar kami tetap fokus dan tidak perlu dipandang sebagai pencampuradukan antara sikap, pandangan dan rekomendasi PD dengan apa yang sedang dilakukan tim sukses oleh Agus-Sylvi," kata SBY di Cikeas, Bogor, Rabu, 2 November 2016.

SBY didampingi sang istri Ani Yudhoyono menumpahkan segala kegusarannya dalam pernyataan pers hingga lebih dari setengah jam. Macam-macam isu dibahasnya, mulai dari isu penistaan agama hingga rumah negara.

Nada suara tenang yang biasa ditampilkan presiden dua periode itu berubah menjadi suara rendah menahan kegeraman. Tuntutan dan sindiran diselingi peringatan terbaca dari kalimat-kalimat yang diucapkannya.

Pernyataan keras pertama menyinggung rencana unjuk rasa yang bakal digelar 4 November 2016 oleh ormas Islam di Ibu Kota. Ia mengingatkan unjuk rasa bukan kejahatan politik. Unjuk rasa, kata dia, adalah bagian dari demokrasi asalkan tidak anarkis.

"Unjuk rasa di sebuah negara demokrasi yang tertib adalah ya unjuk rasa yang damai, yang tertib, sesuai aturan, dan tidak merusak. Kalau unjuk rasa destruktif, menangis kita semua," kata SBY.

Menurut SBY, unjuk rasa bisa terjadi karena ada aspirasi yang tidak didengar. Saat aspirasi tidak didengarkan, kata SBY, unjuk rasa itu akan terus ada hingga lebaran kuda.

"Barangkali tuntutannya tidak didengar, kalau sama sekali tidak didengar sampai lebaran kuda tetap ada demonstrasi unjuk rasa," ujar dia.

Dalam konteks demonstrasi mendatang, ia menyatakan sumber masalah adalah kasus dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Jika merujuk KUHP, sambung dia, kasus tersebut termasuk dalam pidana. Maka itu, penyelesaian kasus yang membelit Ahok haruslah diproses secara hukum. Dan, ujar dia, siapa pun termasuk Presiden Jokowi tidak boleh mengintervensi selama proses hukum berjalan.

"Pak Ahok ya mesti diproses secara hukum. Jangan sampai beliau dianggap kebal hukum. Ingat equality before the law. Itu bagian dari demokrasi, negara kita negara hukum," kata SBY.

Peringatan SBY tidak berhenti di situ. Masih berkaitan dengan unjuk rasa, nada gusar SBY kembali diutarakan kepada intelijen. Tanpa menyebutkan pemberi informasi, SBY merasa intelijen menyampaikan laporan yang menyudutkannya. Ia merasa ada fitnah sebagai dalang di balik rencana demonstrasi besar-besaran itu.

Ia mengingatkan, selama memimpin sepuluh tahun, tidak pernah anti-unjuk rasa dan mudah menuduh seseorang, kalangan atau parpol manapun sebagai dalang atau penyandang dana untuk aksi demonstrasi. Maka itu, ia merasa tudingan tersebut sudah kelewatan.

"Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. I tell you. Yang kedua, menghina. Rakyat bukan kelompok bayaran. Urusan hati nurani tidak ada yang bisa mempengaruhi," kata SBY.

Ia menegaskan, sekalipun bermasalah karena dugaan penistaan agama, faktanya Ahok tidak melanggar aturan KPUD. Ia berpendapat Ahok tidak akan kehilangan haknya menjalankan kampanye menghadapi Pilgub DKI Jakarta yang pemungutan suaranya dilakukan pada 15 Februari 2017 mendatang.

Ia bahkan berharap Pilgub Jakarta semestinya tetap diikuti tiga pasangan calon, yakni Agus-Silvy, Ahok-Djarot dan Anies-Sandi. Ketiganya harus bisa berkompetisi secara fair dan demokratis.

"Saya kira pasangan Agus Sylvi, pasangan Anies Sandi, tidak bangga kalau Pak Ahok tidak bisa bersaing karena WO," kata SBY.

Namun begitu, SBY menyelipkan unek-uneknya soal pencalonan sang putra sulung. Ia merasa sejak anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono menjadi calon Gubernur DKI Jakarta, banyak isu-isu miring yang menerpanya.

"Saya memohon dan meminta pertolongan Allah SWT, semoga Agus yang menggunakan hak konstitusionalnya untuk ikut berkompetisi tidak dianggap sebagai ancaman kepada keamanan nasional," kata SBY.

"Saya minta doa restu rakyat Indonesia agar kuat menghadapi badai politik ini," ucap SBY lagi.


loading...

Comments