loading...
Nasdem dan PPP kubu Djan Faridz tengah mempertimbangkan opsi penarikan dukungan kepada pasangan calon kepala daerah DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat. Namun, Partai Golkar mengaku masih mantap mengusung calon petahana tersebut.
Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai mengatakan, partainya tetap mengusung Ahok-Djarot pada Pilkada DKI Jakarta 2017, meski Ahok terbelit dugaan penistaan agama.
"Kita ini kan enggak mungkin, sebagai partai, dengan berbagai macam pengkajian dan kita sudah menetapkan mendukung beliau, maka tidak bisa orang per orang bikin pernyataan harus keluar (cabut dukungan ke Ahok) dan sebagainya," ungkap Yorrys di Jakarta, Selasa (15/11/2016).
Namun, dia tidak menampik ada wacana cabut dukungan yang dilontarkan oleh segelintir orang dalam Partai Golkar.
"Karena ini masih proses hukum, kita belum tahu hasil akhirnya. Kenapa kita harus berandai-andai," ucap Yorrys.
Menurut dia, hal seperti ini sudah biasa dalam berdemokrasi. Terlebih, Indonesia masih dalam tahap membangun demokrasi.
"Enggak lah (tidak tarik dukungan ke Ahok), kita pengen baik-baik juga kok. Tapi biasa lah, ini kan demokrasi yang sedang kita bangun. Kalau saya enggak ada masalah, biasa saja, kita konsisten, serahkan saja pada proses hukum yang ada," tutup Yorrys.
Sebelumnya, Partai Nasdem menyatakan ada evaluasi internal soal dukungannya, jika nantinya calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berstatus tersangka. Belakangan, PPP kubu Djan Faridz juga akan mengkaji kembali dukungannya kepada Ahok.
Liputan6.com
loading...
Comments
Post a Comment