loading...
Lourda Hutagalung (60), seorang pengusaha wanita di kosmetik di Jalan
Perjuangan, Jakarta Barat, panas dan adu mulut dengan calon gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Lourda mengadu ke Ahok, dia diperas oleh oknum pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Lourda yang telah menjalani bisnis kosmetik selama 20 tahun itu, mengaku kaget.
Sebab, pada 2017 nanti ada perubahan peruntukan di tempat usahanya. Yang tadinya, diperkenankan untuk berbisnis, tapi tak diperkenankan lagi. Tak lama berselang, oknum pejabat meminta Rp 200 juta agar, bisnisnya 'diamankan'.
"Kami diminta beberapa ratus juta," ujar dia di Rumah Lembang, Menteng, Rabu (30/11/2016).
Menanggapi keluhan Louda, awalnya Ahok merespon dengan tenang. Kemudian, Ahok menyarankan, agar adanya praktik pemerasan itu, direkam menggunakan kamera. Sehingga ada bukti pemerasan.
Sebab, ucap Ahok, banyak oknum yang mengubah peta peruntukan untuk memeras pengusaha. Sampai saat ini, Inspektorat DKI masih mencari siapa saja oknum tersebut.
Kemudian, Ahok menuding Lourda seakan ingin menyogok. Lourda membantah pernyataan Ahok. Adu mulut keduanya pun tak terelakan. Satu sama lain tak ada yang mengalah dengam argumennya.
Nada Ahok pun meninggi. Ahok heran, kenapa Lourda baru melaporkannya saat dia tengah cuti sebagai gubernur DKI Jakarta. Karena tak ada yang bisa dilakukannya, untuk menindaklanjuti laporan Lourda, hingga dia masuk kembali pada 15 Februari 2017.
"Sekarang saya tanya, apakah urusan ibu akan beres dengan sogok uang kasih ke mereka? Kalau saya enggak kasih izin untuk beresin?" tanya Ahok.
"Ya enggak tahu," jawab Lourda.
"Enggak bisa. Kalau saya bilang aturannya enggak boleh, mau potong kepala saya pun enggak boleh," jawab Ahok.
Ahok sempat menyinggung ibu itu yang mengaku lulusan dari perguruan tinggi negeri terkenal. Namun, tidak mau mendengarkan penjelasan Ahok dan memotong penjelasannya.
"Saya jadi suudzon, maaf bu ya. Kadang yang datang ke depan saya ini justru koordinator. Maaf bu ya, koordinator atau melanggar," ujar Ahok sambil berdiri.
"Kadang pengusaha itu sebetulnya lebih suka nyogok. Mereka mulai ngeluh kalau nyogoknya kebanyakan," tambah Ahok.
"Pak saya tiap hari ke sini mau ngadu ini. Masa dituduh begitu. Saya sumbang Ahok saja sudah berapa," bantah Lourda tidak terima, sambil memasang wajah masam.
"Ibu sabar dulu, ibu sabar dulu. Peristiwa ini sudah terjadi sejak tahun lalu. Kenapa ibu datang ke saya setelah saya cuti? Itu pertanyaan saya makanya saya bingung," ujar Ahok.
"Tahu enggak tiap pagi saya pasang kursi di Balai Kota terima aduan. Saya bingung kalau hari ini saya sudah cuti, baru ngoceh-ngoceh ke saya," tambah Ahok.
"Enggak bisa. Kalau saya bilang aturannya enggak boleh, mau potong kepala saya pun enggak boleh," jawab Ahok.
Ahok sempat menyinggung ibu itu yang mengaku lulusan dari perguruan tinggi negeri terkenal. Namun, tidak mau mendengarkan penjelasan Ahok dan memotong penjelasannya.
"Saya jadi suudzon, maaf bu ya. Kadang yang datang ke depan saya ini justru koordinator. Maaf bu ya, koordinator atau melanggar," ujar Ahok sambil berdiri.
"Kadang pengusaha itu sebetulnya lebih suka nyogok. Mereka mulai ngeluh kalau nyogoknya kebanyakan," tambah Ahok.
"Pak saya tiap hari ke sini mau ngadu ini. Masa dituduh begitu. Saya sumbang Ahok saja sudah berapa," bantah Lourda tidak terima, sambil memasang wajah masam.
"Ibu sabar dulu, ibu sabar dulu. Peristiwa ini sudah terjadi sejak tahun lalu. Kenapa ibu datang ke saya setelah saya cuti? Itu pertanyaan saya makanya saya bingung," ujar Ahok.
"Tahu enggak tiap pagi saya pasang kursi di Balai Kota terima aduan. Saya bingung kalau hari ini saya sudah cuti, baru ngoceh-ngoceh ke saya," tambah Ahok.
Tribunnews.com
loading...
Comments
Post a Comment