loading...
Ketua DPR Ade Komarudin (Akom) meminta seluruh elite politik dan elemen
masyarakat lainnya untuk lebih menahan diri dalam menyikapi aksi Bela
Islam II 4 November mendatang. Sikap ini berbeda dengan pimpinan DPR
lainnya, Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang berencana hadir dalam aksi
tersebut.
Akom menilai seluruh elemen baik penegak hukum, pejabat pemerintahan juga ormas dan elemen ormas lainnya bisa bekerja sama menjaga kondusivitas situasi politik di Jakarta.
"Situasi seperti itu sebaiknya kita toh negara ini kan sudah selesai menyangkut ini. Konstitusi negara ini sudah memberikan hak pada semua warga negara agama etnis apapun tidak boleh ada perdebatan. Kita harus terima kasih pada seluruh warga bangsa, pada umat Islam yang mayoritas," kata Akom di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (31/10/2016).
Akom mengungkapkan, seharusnya masyarakat harus lebih bersikap dewasa menyikapi pernyataan Ahok soal Al Maidah 51. Terlebih Ahok sudah meminta maaf.
"Kita semua agama mengajarkan yang sama. Tapi dalam agama saya jika siapapun manusia yang sudah minta maaf, kita wajib memaafkan. Kalau proses hukumnya ya silakan tapi kalau memaafkan tetap. Kalau proses hukumnya kita tak bisa ikut campur tangan. Itu urusan semua orang punya hak warga negara untuk sampaikan upayanya sebagai warga negara," ungkapnya.
Akom menilai seluruh elemen baik penegak hukum, pejabat pemerintahan juga ormas dan elemen ormas lainnya bisa bekerja sama menjaga kondusivitas situasi politik di Jakarta.
"Situasi seperti itu sebaiknya kita toh negara ini kan sudah selesai menyangkut ini. Konstitusi negara ini sudah memberikan hak pada semua warga negara agama etnis apapun tidak boleh ada perdebatan. Kita harus terima kasih pada seluruh warga bangsa, pada umat Islam yang mayoritas," kata Akom di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (31/10/2016).
Akom mengungkapkan, seharusnya masyarakat harus lebih bersikap dewasa menyikapi pernyataan Ahok soal Al Maidah 51. Terlebih Ahok sudah meminta maaf.
"Kita semua agama mengajarkan yang sama. Tapi dalam agama saya jika siapapun manusia yang sudah minta maaf, kita wajib memaafkan. Kalau proses hukumnya ya silakan tapi kalau memaafkan tetap. Kalau proses hukumnya kita tak bisa ikut campur tangan. Itu urusan semua orang punya hak warga negara untuk sampaikan upayanya sebagai warga negara," ungkapnya.
Untuk para elite atau pejabat, Akom berharap agar tidak memperkeruh
suasana. Sebagai pionir masyarakat kelas menengah, kata Akom, para elite
harusnya bisa mendamaikan suasana.
"Kalau ingin menguatkan pondasi negara ini saya topang. Tapi kalau untuk yang lain saya tak setuju. Karena itu saya imbau agar semua elite politik menahan diri dengan baik untuk kepentingan bangsa," jelasnya.
Seperti diketahui, Fadli Zon dan Fahri Hamzah sudah konfirmasi hadir dalam aksi tersebut. Akom sekali lagi mengingatkan agar semua elite menahan diri.
"Termasuk yang berdua, termasuk semua elite politik, bukan hanya beliau. Kan banyak. Saya ingin kita semua menahan diri. PR elite kan gembongnya kelas menengah, perubahan itu selalu dimulai dari kelas menengah. Elite politik itu kan gembongnya kelas menengah, baik secara sosial ekonomi. Karena mereka lokomotifnya, saya kira menahan diri harus dimulai dari para elite. Insya Allah yang lain akan ikut serta dengan baik," bebernya.
"Kalau ingin menguatkan pondasi negara ini saya topang. Tapi kalau untuk yang lain saya tak setuju. Karena itu saya imbau agar semua elite politik menahan diri dengan baik untuk kepentingan bangsa," jelasnya.
Seperti diketahui, Fadli Zon dan Fahri Hamzah sudah konfirmasi hadir dalam aksi tersebut. Akom sekali lagi mengingatkan agar semua elite menahan diri.
"Termasuk yang berdua, termasuk semua elite politik, bukan hanya beliau. Kan banyak. Saya ingin kita semua menahan diri. PR elite kan gembongnya kelas menengah, perubahan itu selalu dimulai dari kelas menengah. Elite politik itu kan gembongnya kelas menengah, baik secara sosial ekonomi. Karena mereka lokomotifnya, saya kira menahan diri harus dimulai dari para elite. Insya Allah yang lain akan ikut serta dengan baik," bebernya.
loading...
Comments
Post a Comment