loading...
Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menilai saat ini proses berdemokrasi di Indonesia sedang mengalami sebuah cobaan.
Hal tersebut disampaikan Megawati dalam sambutannya usai menyaksikan
pertunjukan "Sri Eng Tay", di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki,
Sabtu (29/10/2015). "Karena ada di antara kita sendiri yang sedang berupaya untuk tidak menerima perbedaan. Seperti yang saya katakan, kita warga Indonesia tidak membedakan masalah agama, ras, atau siapa dia," kata Megawati dalam siaran pers DPP PDI-P, Sabtu malam.
Pertunjukan ini juga dihadiri oleh Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto serta sejumlah fungsionaris PDIP.
Pertunjukan ini didukung antara lain oleh Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Yu Ningsih, Trio Gam, Henky Solaiman, Hans Huang, Alena Wu, Febrianti Nadira, Flora Simatupang serta tim kreatif Butet Kartaredjasa, Agus Noor, Bre Redana, Djaduk Ferianto.
Megawati mengaku kaget diundang hadir ke acara yang merupakan kreasi budaya ini. Namun, dia bersemangat hadir menonton sebab meyakini seni bisa jadi pemersatu.
"Saya ingin katakan dalam narasi kebudayaan seperti yang ditampilkan tadi, kita harus setia kepada Republik Indonesia. Sehingga kita harus tahu, semua kita adalah satu," kata Megawati.
"Saya sering katakan karena anak muda senangnya berbahasa asing, all for one and one for all, kita adalah satu warga negara Indonesia," ujarnya.
Untuk itu, Megawati meminta kepada semua pihak secara bersama-sama dalam menjalankan proses demokrasi di tengah situasi berbeda tidak disikapi dengan cara kekerasan, tapi menempuh jalan damai.
"Mari bersatu, apa pun yang terjadi, mari secara lakukan secara damai di bumi Indonesia. Tolong pesan ini disampaikan ke mana-mana," tutur Megawati.
Kompas.com
loading...
Comments
Post a Comment